Popular Posts

Monday, February 26, 2007

Kumpulan cerpenku

By: Miss Sitha
Total : 8 Files

File 1 : Siluet Racun atas Nama Dunia

Aku terbawa oleh arus sepanjang seratus kilometer, terseret, tergulung ombak dan dihempas karang pinggiran tebing.
Mencoba membuka mata dan melihat sekelilingku di malam dingin gelap beku, ada samar sorot lampu mercu suar berwarna kuning pucat dibalik tebing. Aku memalingkan wajah dan mencari-cari cahaya, menggerakkan tubuhku yang ngilu diliputi air pasang membekukan tiap jemariku untuk menggapai.
Entah sudah berapa lama aku berada disini
Aku tak bisa apa-apa hanya bisa membayangkan indahnya didaratan, hangatnya sinar matahari yang melancarkan aliran darah dari kepala sampai ke mata kaki. Aku rindu menari dibawah sinar bulan yang keperakan, aku rindu pada selimut tebal bulu angsaku yang hangat dan bercanda didepan perapian dengan seseotrang. Aku ingin bertemu seseorang sebelum kematianku tiba.
Aku tak ingin mati sendirian disini, tanpa ada seorangpun yang tahu lalu nanti akhirnya beberapa bulan kemudian nelayan setempat menemukan mayatku diseret ombak ke pinggir pantai. Aku ingin bertemu dengan kematianku dengan cara yang baik, cara yang diinginkan semua orang, mati dengan cara yang mengesankan sambil tersenyum.
Fiuuhhh dingiin
Aku tiba-tiba merasa dingin ini jadi sejuta kali lebih dingin..lalu mendadak aku ingat Dia
Adakah Tuhan mendengarku?
Kasihankan Ia padaku?
Ah..aku masih ingat beberapa hari yang lalu yeah mungkin…karena aku tak ingat lagi kapan..

Aku-Maureen Ashley-sang Artist berbakat Multi Talenta yang cantik, yang popular, sukses dan sempurna begitu bersemangatnya untuk berangkat ke Singapura pagi itu untuk launching film terbaruku yang premier di sana. Aku masih ingat bagaimana bangganya aku dengan diriku sendiri pagi itu dan prestasi-prestasi yang telah kucapai sehingga bisa sesukses sekarang ini.
Siapa yang tidak kenal aku, Maureen Ashley gadis keturunan Indo-Puerto Rico yang cantik. Punya koneksi kelas satu, pemain film, penyanyi, penulis Film, produser sekaligus sutradara film yang meskipun usiaku masih 25 tahun namun film-film hasil tangan dinginku sudah berulang kali memenangkan ajang berkelas Internasional. Begitu juga dengan film-film yang kubintangi, namun belakangan ini aku lebih menyibukkan diri dengan mengurusi film dan tidak lagi ikut bermain di dalamnya. Aku suka bekerja independent-tanpa di interupsi oleh siapapun karena aku tahu hasil pemikiranku spektakuler sebagai seorang pekerja seni.
Agamaku islam tapi aku sama sekali belum pernah sholat dan tidak tahu caranya, aku produk yang berasal dari keluarga broken home. Umur 14 tahun aku sudah hamil diluar nikah dan menggugurkan kandunganku dengan bantuan dukun kampung dan pacarku tersayang melarikan diri.
Lalu aku ditinggalkan ayahku untuk kembali ke negerinya Puerto Rico, aku si Maureen kecil akhirnya menyusul ibuku ke Jakarta. Disana Ibu dibekerja disalah satu diskotik murahan kelas teri sebagai penyanyi. Aku remaja tumbuh disana diantara gegap hangar bingar lampu kelab malam. Aku yang cantik dan pintar tentu saja menarik perhatian orang-orang, aku bisa mengumpulkan banyak uang dalam semalam dengan tipu dayaku lalu kabur begitu saja untuk bersenang-senang dengan teman-temanku dan pacar-pacarku yang tak terhitung jumlahnya.
Usia 19 tahun akhirnya aku bisa kuliah dengan penghasilanku sendiri sebagai model. Aku kuliah di kampus kelas atas mengambil jurusan Film dan menyelesaikannya empat tahun kemudian dengan hasil yang sangat baik. Selain itu karirku di dunia model dan iklan makin menanjak demikian juga akhirnya tawaran main Film silih berganti menghampiriku. Dalam sekejap mata aku popular dan kaya.

Itu masa laluku yang mengerikan, kalau kuingat-ingat memang aku harus bayar mahal untuk semua itu. Tubuhku ini sudah seperti sampah busuk, tapi apa pentingnya kesucian untuk sebuah popularitas? Aku bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan semua yang kuinginkan, menipu, memeras, menikam dari belakang atau apa saja asalkan niatku terlaksana. Aku memang punya otak yang cerdik dan licik hm..
Di sini angin semakin membekukanku..aku terpaksa menelungkupkan wajahku di air untuk sekuat tenaga berusaha mengingat lebih jelas.

Lalu di hari naas itu aku tiba di bandara pukul sembilan pagi dan terdaftar untuk ikut naik pesawat pertama pada hari ini. Sampai di atas perairan selat malaka pesawat yang kutumpangi mendadak anjlok-lost control. Aku tak ingat lagi apapun, yang terakhir kuingat adalah ketika aku merasakan tubuhku ringan dan melayang bebas tak bertenaga seperti kapas. Tubuhku jatuh dengan kecepatan penuh melebihi pesawat supersonic kearah laut, sempat sekelebat kulihat api berkobar memerah dari badan pesawat. Pesawat itu meledak di udara dengan amat dashyat persis seperti di film-film buatanku.
Lalu akupun terbawa oleh arus sepanjang seratus kilometer, terseret, tergulung ombak dan dihempas karang pinggiran tebing sampai akhirnya berada disini.
Tuhanku…adakah Kau mendengarkan aku?

Tidakkah engkau kasihan kepadaku?? aku sekarang merasa sungguh-sungguh ingin mengenalMu Tuhan. Aku tak tahu apa-apa tentangmu!!! Selama ini dalam bayanganku sedikitpun tak pernah merasuk Engkau.

Aku iri pada Zaheera, artis berjilbab itu. Kenapa Engkau mau berkenalan dengan dia dan melindunginya sehingga hidupnya bahagia meskipun tidak sepopuler dan se-kaya aku?. Aku iri pada Ibu guru ngajiku yang miskin dan bermata teduh itu, kenapa ia bisa mencintaiMu seperti itu?. Apa bedanya aku dengan kekasih-kekasihMu itu? Kenapa sejak kecil sampai sebesar ini aku tetap tidak pernah Engkau sapa? Apa bedanya aku dengan mereka.

Aku tahu surga neraka dan aku yakin pasti tempatku adalah di kerak neraka, Maureen si pendosa akan jadi kayu bakar neraka. Yeah itu semua karena Engkau tidak pedulikan aku.
Seketika aku mendadak merasakan kemarahan yang amat sangat dengan Tuhan Sang pemilik Alam ini, aku meronta-ronta menjerit sekuat-kuatnya menahan kesedihan dan lolongan jiwaku yang sesat. Tapi tak ada yang keluar..hanya sayup-sayup nafas beku satu satu menjelang ajal. Tubuh ini sudah beku dan aku takkan sanggup lagi bertahan.

Saat itu Malaikat Izrail menarik nyawa Maureen sekuat-kuatnya, tubuh cantik itu menggelepar-gelepar tak berdaya menahan sakitnya sakaratul maut dengan cara yang amat sangat pedih.

Kematianpun menjemput Maureen Ashley detik itu.
Dengan membawa sejuta kebencian pada TuhanNya

Feedback: Hidayah itu bukan menanti tapi dicari….Maha Suci Engkau Sang Maha Pemberi Hidayah dan pembuka Pintu-pintu hati kami. Jangan jauhkan HidayahMu dari kami…



File 2 : A Last LetteR to SurVivaL

A Man in his letter
Ini Desember terakhir aku di penjara vampir para demon Skandinavia Parthlotte ini, penyiksaan bertubi-tubi ini akhirnya akan aku lewati hanya beberapa minggu lagi. Bangunan tua berdinding lembab berhantu mirip kastil yang terletak di sebelah selatan Laut Baltik ini membuatku jadi sedingin es dan bertemperamen seperti para tahanan lain yang ada disini. Mencurigakan mengerikan dan penuh kebencian.
Aku masih ingat hampir tiga tahun yang lalu saat pertama kali aku dibawa ke tempat ini. Aku mahasiswa muslim cerdas berusia duapuluh lima tahun, keturunan Palestina jurusan teknik mesin semester akhir yang sedang berusaha keras berjuang melawan ketidak-adilan yang kuterima di Universitas paling terkenal di Jerman Timur ini. Aku mempertanyakan kenapa gerak-gerikku sebagai muslim selalu dicurigai dan dipersulit, kenapa aku diintimidasi tanpa alasan dan semua tekanan tekanan ini lama kelamaan semakin membuatku muak dan akhirnya giat untuk memberontak melawan ketidak-adilan.
Akhirnya aku bergabung dengan milisi gerilyawan bawah tanah anti otoriter pemerintah yang berkoalisi dengan partai oposisi di pemerintahan. Lalu dengan kegiatan-kegiatan militer yang kuikuti aku akhirnya menjadi anggota relawan sipil revolusioner dan akhirnya aku ikut di ciduk oleh anggota agen pemerintahan dan di bawa paksa ke penjara ini. Padahal aku sama sekali belum disidangkan dan kasus ini tidak mencuat dipermukaan. Penculikan aktivis.
Awalnya hukuman yang kuterima hanya 2 tahun lalu ditambah lagi 3 tahun lagi sampai akhirnya final execution 5 tahun.
Aku tak bisa membendung semangatku untuk memberontak, aku bersumpah mereka akan membayar semua ini. Apa yang kulakukan sehingga aku harus menerima hukuman ini, aku tidak membunuh aku tidak merencanakan sesuatu yang beralasan. Aku hanya bergabung dengan kegiatan keagamaan yang dikomandoi oleh organisasi militer bawah tanah yang berjuang untuk menuntut keadilan.
Mereka akan menerima balasannya, mereka akan mendapat balasan untuk semua ini. Aku akan keluar dari sini dengan sejuta rencana yang berkecamuk dikepalaku di bulan Desember ini.
Lihat saja apa yang bisa kulakukan!!!
Smallville, 8 Dec 06

File 3 : 1 Jam bersama Puteriku

Suatu pagi aku terbangun dan mendapati seorang gadis kecil sedang duduk disisi ranjangku, aku terlonjak kaget dan spontan melompat berdiri dari ranjang.
Kenapa di kamar kostku ada anak kecil bisa masuk, apakah pintu depan tidak kukunci tadi malam, pikirku kalut sambil mengintip ke ruang tamu.
Pintu itu tertutup rapat, bahkan aku dapat melihat dari kamarku engsel besinya masih melekat di sisi pintu yang bersegel.
Darimana anak ini masuk?
Gadis kecil itu menatapku sungguh-sungguh, mengamati aku yang keheranan dengan senyuman segaris dibibirnya. Kutaksir usianya sekitar 9 tahun, matanya berwarna coklat hazel mirip mataku, kulitnya putih cerah dengan pipi merah jambu khas anak-anak. Ia seperti boneka
"Mama..." ia bicara pelan dengan senyuman yang mulai merekah
Hah?? Mama???
"Hai adik kecil, siapa namamu?" tanyaku agak gugup. Anak ini pasti salah orang, pikirku.
"Namaku Tabitha, Tabitha Gizzya.." ia tersenyum malu-malu sambil terus menerus menatapku.
"Lalu kapan masuknya ke kamar kakak? darimana masuknya?" tanyaku lagi
Tabitha kecil itu meraih lenganku dan memeluknya manja lalu menggoyang2kan kepang rambutnya yang diikat pita merah jambu dengan sebelah tangan.
"Kakak adalah Mamaku, aku datang dari masa depan.. aku ingin bertemu mama karena dimasaku mama sudah meninggal"
"Aku datang hanya untuk menemui mama dan mereka memberiku aku hanya 1jam, aku hanya ingin memeluk mama lalu sebentar lagi aku pergi"
Aku mengeryitkan dahi berusaha membuat pikiranku jadi logis.
"Mama meninggal dibunuh orang ketika aku masih bayi, kata mereka mama bisa kutemui lewat time machine labyrinth ini untuk bertemu mama dan kembali ke masa mama"
"Mereka itu siapa?"tanyaku cepat
"Mereka itu teman2ku di panti asuhan dan Ibu guru Nana..lihat ma aku membawakan foto ulang tahunku untuk mama, coba mama lihat"
gadis itu memeriksa sakunya dan menyodorkan beberapa lembaran foto berukuran photo box padaku.
Seorang anak kecil yang sedang menikmati pesta ulang tahun, balon-balon dan pita-pita warna warni, sepotong kue berhias lilin bertulis angka 8 lalu beberapa anak yang mengelilingi Tabitha dan seorang wanita berusia sekitar 35 tahun berdiri disisi si gadis kecil.
"Nana???"
Jantungku berdegup kencang melihat foto itu, itu foto Nana sahabatku aku mengenalinya dari raut wajah dan gaya berpakaiannya, tapi ia kelihatan lebih tua dan pucat.
"Itu Ibu Nana yang merawat aku ma.."
Aku nyaris hampir pingsan sanking kagetnya.
Lalu foto kedua, Tabitha sedang bergayut manja dipundak oleh seorang pria yang sangat-sangat kukenal.
"Itu Papa ma" kata Tabitha sambil memamerkan senyumnya
Aku merasakan jari-jariku mendingin, nafasku sesak. Aku melihat David-pacarku di foto itu sedang tertawa sambil menggendong Tabitha, ia kelihatan pucat dan beku namun aku masih melihat raut harapan dimatanya yang membakar seperti memberi kehidupan pada si gadis kecil.
"Ayah bulan kemarin meninggal di pertempuran.."
"Ibu Nana bilang Ayah gugur sebagai pejuang dan akan masuk surga"
Hah???
Ada perang dimasa depan
Aku bergidik, pelan-pelan meraih tangan si gadis kecil yang manis itu, pantesan matanya mirip sekali denganku..lalu rambutnya yang lurus halus bergelombang mirip David..ia memang anakku.
Lalu tanpa sadar aku memeluknya dan memejamkan mataku rapat-rapat. Memeluknya lama sekali dan ketakutan untuk melepasnya. Aku merasa ketakutan melihat masa depanku.
"Ma, hari ini aku ulang tahun yang ke 9"ia berbisik pelan di telingaku
Beberapa menit kemudian aku sudah berada di sebuah restoran siap saji dengan anakku yang datang dari masa depan, aku hampir-hampir tak pernah melepaskan pandanganku dan pengawasanku darinya. Aku punya anak.. mimpi apa aku, lalu masa depanku yang mengerikan dibunuh.. aku merasa perutku diaduk-aduk.
Aku takkan membiarkan anakku pergi, aia kan terlantar disana di masa depan yang mengerikan dimana banyak peperangan dan mungkin cuma Nana sahabatku disana yang melindunginya.
Satu menit kemudian aku berfikir untuk menelepon Nana dan berencana mempertemukannya dengan anakku.
Ponselnya Mailbox, si wanita karir perfeksionis itu pasti sedang berada di luar negeri.
Lalu sedemikian kacaukah masa depan itu sehingga Nana si wanita sukses menjadi pengurus panti Asuhan?
Tiba-tiba aku berfikir untuk menemui David, ia pasti akan kaget dan hampir tak percaya sepertiku melihat anaknya ada disini.
Ting Tong
Aku mendadak mendengar jam dinding raksasa dari dalam Hall Utama berdentang sembilan kali, sudah pukul sembilan.
Tabitha masih memeluk lenganku dan mulutnya masih penuh eskrim, ia masih sedang tersenyum dan akan mulai mengoceh ketika perlahan-lahan pemandangan di sekelilingnya menjadi jelas.
Tabitha lenyap.
Aku gelagapan dan ketakutan, tapi bahkan tak ada suara yang bisa kukeluarkan, tenggorokanku tercekat.
satu jam bersama anakku, sudah berakhir
Aku tahu itu

File 4 : Cara setan merasuki aku

Pagi hari Kulihat seorang Lelaki tampan berusia sekitar 30 tahun-an berdiri dihadapanku, ia menyodorkan tangannya kepadaku mengerling ke porche metalik di belakangnya dan memintaku pergi bersamanya.
Sejenak aku terperangah namun aku cepat-cepat menepisnya sambil tersenyum “Aku tahu kau sedang mengerjain aku” bisikku pelan. Sang lelaki tertawa lalu mendadak sosoknya yang rupawan berubah menjadi mahluk jelek agak kelabu lalu tertawa terbahak-bahak. Porche pun menghilang.
“Kau tak tergoda?” ujar setan sambil mengeryitkan dahinya yang bekerut seperti parutan
“Tentu saja tidak” balasku mengejek “Lelaki tampan dan harta takkan bisa menggodaku, setan tidak professional” tambahku menghina sembari pergi dan mulai tertawa. “Lagipula di usia seperti itu bukan seleraku, aku bahkan melihat anak istrinya didalam mobil”
Setan cemberut kesal.
Aku melihat setan datang lagi saat aku makan siang sendirian, ia menarik kursi kecil disampingku dan tanpa basa-basi langsung duduk sambil memperhatikan aku. Tampangnya jauh lebih jelek dari tadi pagi. “Kenapa kau tidak bersenang-senang?” ia mulai bicara Aku diam tak memperdulikannya sambil terus makan. “Coba ingat kapan terakhir kau bersenang-senang? Kehidupanmu makin monoton sekarang, kenapa tidak bersenang-senang” “Aku tahu kau suka live musik, kenapa kau tidak pergi saja ke klub malam untuk cuci mata dan mencari suasana berbeda” Aku mulai merasa terganggu, “Kau gila ya?” ujarku ketus.
Setan mencibir “Lihat saja, mana teman-temanmu? Kau sudah ditinggalkan sekarang, kau datang kekota asing ini sendirian untuk bekerja diperusahaan yang menguras emosimu dan membuatmu stress, lalu siapa yang tahu apa yang kau lakukan disini..kasihan sekali dirimu… ayolah sedikit bersenang-senang disana tidak apa-apa, aku tahu persis sisi gelapmu kau suka dance dan musik2 yang menghentak bukan?nah disana tempatnya, ayolah lagipula paling cuma merokok dan sedikit alkohol kau pasti menikmatinya, buka saja jilbabmu kalau merasa tidak enak..pasti kau kelihatan lebih seksi”
Amarahku memuncak “Minggir-minggir!!” sergahku kasar dan mendorong kursi kecil yang diduduki setan sehingga ia terjerembab di lantai keramik. Aku sudah siap makan lalu buru-buru pergi dan tak lupa sengaja menginjak jari2 tangan setan yang seperti daging busuk dengan sepatu hakku. “Ups, sorry.. sakit ya?” godaku sambil mencibir.
Sorenya saat aku duduk dikafe untuk minum kopi krem sambil makan kue pastry coklat bersama Regina teman sekantorku, setan datang lagi kali ini penampilannya jauh lebih kusut dan bau dari pada sebelumnya. Regina tidak mengetahui kedatangannya, aku pasang muka cemberut dan menatap dengan tatapan menghina kearah setan yang sedang tersenyum-senyum jail. Gina tak melihat kelakuanku, gadis agak chinese berkulit putih itu sibuk jelalatan memperhatikan dua orang cowok di meja seberang.
Setan mulai mendekat dan berbisik “Hei lihat temanmu itu, ia type gadis yang biasa mangkal didiskotik. Ia pasti mau saja menemanimu ke klub malam” goda setan lagi sambil mengedip. “Ayolah sedikit bersenang-senang dan takkan ada yang tahu” lagi-lagi setan menatapku memohon.
Kesabaranku habis, aku langsung mengajak Gina pulang. Setan menertawai aku.
Aku baru saja berfikir tentang cara apa lagi yang akan digunakan oleh setan untuk merayuku malam ini, benar saja setan langsung muncul mendadak dari dapur dan membuatku kaget. “Hai calon pengikutku” ia tertawa-tawa sambil menatapku berulang-ulang. “Kenapa sendirian?”ia bertanya ramah pura-pura sopan “Kasihan sekali sendirian dirumah, teman-temanmu nggak datang ya.. memang mereka itu jahat semua dan munafik, dibelakang lain di muka lain mereka menghasut dan suka iri ama kamu” “Kau tidak ingat pernah digosipin mereka waktu itu, padahal mereka sudah kau anggap sahabat tapi mereka ternyata bermuka dua, mereka sirik tuwh” “Mendingan besok jangan tegur mereka aja deh, cuekin aja biar tau rasa”
Tanpa sadar aku mengangguk setuju.
“Lalu jangan kerumah mereka, menjauh aja jangan sekali-sekali bersikap baik pada orang yang bermuka dua alias munafik” Aku mengangguk lagi. “Hati-hati sama sekelilingmu, jangan ramah-ramah mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu yang buruk kepadamu” “Aku akan turuti nasihatmu…Ups!!!” aku kaget setengah mati Hah!!!???
"Selamat datang pengikut baruku" ujar setan sambil bersorak gembira
Lalu tak lama kemudian rombongan setang datang ke rumahku, malam itu mereka berpesta sampai pagi. Aku termenung di sudut dapur seperti es yang mencair sambil berusaha keras membaca taawuz.

(Cuma becanda)
Hati2 ama dosa2 yang kelihatannya sepele tapi bahayanya sama ama dosa besar Cerita ini fiktif belaka, cuma becanda kok, sumpeh lo hewhehehe

File 5 : Adeline, I Love you

Pukul sembilan kurang Lima belas menit

Pagi itu hari keberangkatanku ke Ujung Pandang - Pulau Sulawesi, menjalankan rutinitas hari-hariku sebagai seorang pramugari pesawat domestik salah satu maskapai penerbangan dalam negeri. Hari-hari yang biasa seperti sebelumnya, mungkin bagiku yang luar biasa dan kutunggu-tunggu adalah ketika aku diminta untuk ikut pesawat Haji- pakai kerudung plus seragam muslimah dan bisa sekalian haji atau Umrah disana ntar

Oh God.. aku tak sempat merasakannya

Namun ini bukan hari yang biasanya. Ini adalah hari kematianku, yah bisa dibilang tepatnya kurang lebih setengah jam lagi aku dan seluruh penumpang pesawat yang membawaku ini akan meninggal dengan jasad yang hancur dan tak berbentuk. Pesawat akan meledak di udara pada pukul sembilan nanti dan serpihan ledakannya akan jatuh ke laut sulawesi menjadi puing-puing kecil yang akan menjadi debu persis seperti mimpiku tadi malam.

Ah andai saja aku bisa membatalkan penerbangan ini, namun percuma aku tetap ditakdirkan untuk mati hari ini bagaimanapun cara kematiannya. Yeah persis seperti mimpiku itu.

Aku merasakan tubuhku mendingin dengan datangnya hari ini, jari-jariku sedingin es ketika pagi itu aku menyapukan make up tipis ke wajahku dan mengamati dingin pantulan wajahku dicermin toilet air port tepat lima belas menit sebelum keberangkatanku.

Aku ingat mama, tadi pagi mama begitu cantik dan lembut. Oh Ibuku kapan aku bisa melihatmu lagi? Mama yang menyiapkan sarapanku sebelumku berangkat pesawat pagi dan memaksaku untuk stay a while for breakfast dengan senyuman penuh kasihnya
"Hati-hati ya Lin, baca doa sblm berangkat" bisik mama lembut
Aku membisu tadi pagi, tak tahu apa yg harus kukatakan untuk mengucapkan selamat tinggal. Maafkan aku mama, aku belum bisa membahagiakanmu..memberimu sesuatu yang membuatmu tersenyum haru dan sejenak berbahagia karena memiliki aku. Aku belum sempat melakukan apapun untukmu mama.
Duh..bagaimana nanti kalau mama kutinggal, sehat-sehat aja ya ma..jangan sakit jaga kesehatan. Aku tak tahu harus bicara apa pada mama lagi karena bibirku beku, melihat mama saja aku sudah ingin menangis. Adik-adikku oh..sungguh aku tak tahu harus bilang apa pada kalian semua. Aku akan melakukan apapun untuk membuat kalian semua tersenyum....Jangan tangisi kematianku nanti ya
Aku akan menyusul Papa ke alam sana

Ding Dong..

Aku melihat Nancy di sudut toilet dan balas tersenyum padaku dengan gembira, ia menggoyang2kan rambut lurus hitam mengilapnya sebelum menggelungnya dengan hiasan gelungan seragam pramugari. Lalu berkali-kali mengulangnya untuk memastikan rambutnya tergelung sempurna. Nancy akan berangkat siang nanti ke jakarta dan ia tidak mati bersamaku.
Aku juga tidak pamit pada sahabatku itu
"Adeline, hati-hati ya" ujar Nancy
Aku mengangguk, merapikan tasku dan keluar dari toilet. Rasanya air port ini sejuta kali lebih dingin, lebih sepi, lebih besar dan lebih mengerikan.
Tempat mengantarkan nyawaku
Langkah sepatu hak tinggi pentofel hitamku perlahan masuk ke pelataran pesawat yang masih sepi, tubuhku beku dan menggigil. Aku memejamkan mata saat mulai menaiki tangga pesawat perlahan..satu detik..dua detik...tiga detik..
Lalu Handphoneku berbunyi mendadak, bunyi sms masuk
Ah..aku lupa mematikannya, pikirku sambil memeriksa handphone
dari Dennis,
"I Love you Adeline, hati-hati ya sayang"
Ah Dennis..maafkan aku ya, pikirku sambil menghela nafas dan mematikan handphone. Aku akan mati beberapa jam lagi dan aku tak mungkin menikah denganmu kan?? meskipun aku cinta padamu setengah mati dan mungkin di akhiratpun aku takkan bisa bertemu denganmu diantara sekian milyar umat manusia disana. Kita memang tidak akan pernah bisa bersatu..apalagi untuk menikah seperti impian kita.

Pukul sembilan kurang lima menit

Aku sudah dipesawat, semua penumpang juga telah bersiap untuk take off.. Aku bergidik..mendingin..beku di sudut pesawat.
Tuhan..maafkan aku kalau aku belum siap menemuiMu, aku belum melakukan apapun, belum melaksanakan syariat agamuMu dengan sempurna. Aku belum bisa sholat setiap hari 5 waktu karena pekerjaan ini, maafkanlah aku yang baru memikirkan agamaMu ini setelah hari2 kematianku mendekat

Pukul sembilan Lewat Lima

Pesawat yang tadinya agak ribut oleh suara2 penumpang yang mengobrol, mulai sepi. Yang kudengar hanya instruksi pemakaian safety belt dari speaker dan deru mesih pesawat yang mulai berjalan.

Pukul sembilan lewat Lima belas Menit

Pesawat melintas diatas utara laut sulawesi, kehilangan arah dan berputar-putar tak menentu di udara selama sepersekian detik, ditengah keributan dan suasana panik yang mencekam dan jeritan2 mengerikan sebelum akhirnya meldak di udara dan tubuh kami semua berhamburan menjadi partikel-partikel halus.

Love story, I love you cause u tagged me off when I die


File 6 : Cara setan merasuki Aku (Valentine Edition)

Selasa, 14 Februari 2006
Pagi hari di hari valentine yang kata orang-orang love melulu. Aku baru saja membuka pintu rumahku, mendadak kulihat seorang Lelaki tampan berusia sekitar 30 tahun-an berstelan jas hitam berdiri didepan pintu paviliunku, ia menyodorkan tangannya yang berisi sekotak cokelat berhias pita satin keemasan kepadaku dan mengerling ke arah porche metalik di belakangnya dan memintaku pergi bersamanya.
Sejenak aku terperangah namun aku cepat-cepat menepisnya sambil tersenyum “Aku tahu kau sedang mengerjain aku” bisikku pelan. Sang lelaki tertawa lalu mendadak sosoknya yang rupawan berubah menjadi mahluk jelek kusam agak kelabu lalu tertawa terbahak-bahak. Porche dan cokelat berhias pita pun menghilang.
“Kau tak tergoda?” ujar setan sambil mengeryitkan dahinya yang berkerut seperti parutan memandangiku dengan matanya yang jelek.
“Tentu saja tidak” balasku mengejek “Lelaki tampan dan harta takkan bisa menggodaku, setan tidak professional dan aku tidak akan semudah itu jatuh cinta” tambahku menghina sembari pergi dan mulai tertawa. “Lagipula di usia seperti itu bukan seleraku, aku bahkan nyaris membayangkan melihat anak istrinya didalam mobil”
Ha ha ha…
Setan cemberut kesal.
Aku melihat setan datang lagi saat aku makan siang sendirian di kafetaria kantorku, ia menarik kursi kecil disampingku dan tanpa basa-basi langsung duduk sambil memperhatikan aku dengan mukanya yang berkerut. Tampangnya jauh lebih jelek dari tadi pagi dan ia kelihatan bersemangat.
“Kenapa kau tidak bersenang-senang?” ia mulai bicara.
Aku diam tak memperdulikannya sambil terus makan.
“Coba ingat kapan terakhir kau bersenang-senang? Kehidupanmu makin monoton sekarang, kenapa tidak bersenang-senang”
“Aku tahu kau suka live musik dan keramaian, kenapa kau tidak pergi saja ke klub malam untuk cuci mata dan mencari suasana berbeda”
Aku mulai merasa terganggu dan mendadak kehilangan selera makanku, “Kau gila ya?” ujarku ketus.
Setan mencibir “Lihat saja, mana teman-temanmu? Kau sudah ditinggalkan sekarang, kau datang kekota asing ini sendirian untuk bekerja diperusahaan yang menguras emosimu dan membuatmu stress, lalu siapa yang tahu apa yang kau lakukan disini..kasihan sekali dirimu… ayolah sedikit bersenang-senang disana tidak apa-apa, aku tahu persis sisi gelapmu kau suka dance dan musik2 yang menghentak bukan?nah disana tempatnya, ayolah lagipula paling cuma merokok dan sedikit alkohol kau pasti menikmatinya, buka saja jilbabmu kalau merasa tidak enak..pasti kau kelihatan lebih seksi”
Amarahku memuncak “Minggir-minggir!!” sergahku kasar dan mendorong kursi kecil yang diduduki setan sehingga ia terjerembab di lantai keramik. Aku sudah siap makan lalu buru-buru pergi dan tak lupa sengaja menginjak jari2 tangan setan yang seperti daging busuk dengan sepatu hakku. “Ups, sorry.. sakit ya?” godaku sambil mencibir.
Sorenya saat aku duduk dikafe untuk minum kopi krem sambil makan kue pastry coklat bersama Regina teman sekantorku, setan datang lagi kali ini penampilannya jauh lebih kusut dan bau dari pada sebelumnya. Regina tidak mengetahui kedatangannya, aku pasang muka cemberut dan menatap dengan tatapan menghina kearah setan yang sedang tersenyum-senyum jail. Gina tak melihat kelakuanku, gadis agak chinese berkulit putih itu sibuk jelalatan memperhatikan dua orang cowok di meja seberang.
Setan mulai mendekat dan berbisik “Hei lihat temanmu itu, ia type gadis yang biasa mangkal didiskotik. Ia pasti mau saja menemanimu ke klub malam” goda setan lagi sambil mengedip. “Ayolah sedikit bersenang-senang dan takkan ada yang tahu” lagi-lagi setan menatapku memohon.
Kesabaranku habis, aku langsung mengajak Gina pulang. Setan menertawai aku.
Aku baru saja berfikir tentang cara apa lagi yang akan digunakan oleh setan untuk merayuku malam ini, benar saja setan langsung muncul mendadak dari dapur dan membuatku kaget.
“Hai calon pengikutku” ia tertawa-tawa sambil menatapku berulang-ulang. “Kenapa sendirian?”ia bertanya ramah pura-pura sopan “Kasihan sekali sendirian dirumah, teman-temanmu nggak datang ya.. memang mereka itu jahat semua dan munafik, dibelakang lain di muka lain mereka menghasut dan suka iri ama kamu” “Kau tidak ingat pernah digosipin mereka waktu itu, padahal mereka sudah kau anggap sahabat tapi mereka ternyata bermuka dua, mereka sirik tuwh” “Mendingan besok jangan tegur mereka aja deh, cuekin aja biar tau rasa”
Tanpa sadar aku mengangguk setuju, bersemangat.
“Lalu jangan kerumah mereka, menjauh aja jangan sekali-sekali bersikap baik pada orang yang bermuka dua alias munafik” Aku mengangguk lagi. “Hati-hati sama sekelilingmu, jangan bersikap ramah mungkin mereka sedang merencanakan sesuatu yang buruk kepadamu”
“Aku akan turuti nasihatmu…Ups!!!” aku kaget setengah mati Hah!!!???
"Selamat datang pengikut baruku" ujar setan sambil bersorak gembira.
Lalu tak lama kemudian rombongan teman-teman setan datang memenuhi rumahku tanpa ku bisa berbuat apa-apa, malam itu mereka berpesta sampai pagi. Aku termenung di sudut dapur seperti es yang mencair sambil berusaha keras membaca taawuz, berkonsentrasi dan melupakan kebencianku pada teman-temanku. Itulah satu-satunya cara untuk mengusir serombongan setan dari rumahku.
Huhuhu….

File 7 : Romantic Lies

Buat kamu inspirasiku,

Aku kangen banget ama kamu, senyummu tawamu dan apapun yang ada padamu membuatku merasa tak butuh apapun lagi selain dirimu. Kamu benar-benar cahaya dariNya yang Maha Sempurna, seperti lukisan indah tak terbatas
Ingat nggak dua tahun yang lalu kita selalu menghabiskan waktu disini dulu sepulang kerja. Saat itu usiamu masih 26 tahun dan aku 24 tahun kita memang pasangan yang sempurna, sukses dan serasi. Kita berdua sama-sama sibuk dan pulang kerja hampir jam 7 malam. Kita selalu makan malam bersama di mana-mana tergantung suasana hati dan jam 9 malam pulang ke Mess masing-masing. Begitu hampir setiap hari kecuali kamu terpaksa ngambil overtime sampai jam 9 atau 10 malam, nah kalau sudah begitu aku susah banget menghabiskan makan malamku sendirian tanpa melihat senyum kamu dan semangatnya kamu makan dan nyaris menghabiskan semua yang ada di meja hihihi dasar perut karet! tapi anehnya badanmu tetep aja bagus nggak seperti aku yg mati-matian jaga badan biar tetap serasi ama kamu hehhehe
Duh sayang.. ingat nggak waktu kita berempat nemenin sepupu kamu pacaran ampe jam 10 malam, itu pertama kalinya sepupu kamu kencan kan? dan kita semua deg-degan nunggu hasilnya, sukses ato nggak kalo nggak ga tau deh harus gimana lagi. Dan kita berdua bingung mau nungguin dimana, perasaan satu kota ini udah kita puterin deh dan akhirnya kamu ngantuk dan kita berdua kebelet ke toilet, Uh parah banget deh pokoknya. Tapi mendingan nasip kita daripada Farid yang jadi tukang kipas nyamuk nemenin sepupu kamu kencan pertama huehehhee. Kesian banget kan dia
Kota ini awalnya kubenci dan kuselalu mencari-cari cara untuk meninggalkannya, karena aku berfikir ga bakalan sudi meninggalkan hatiku disini..tapi ketika bertemu denganmu diujung bulan Desember 2006 itu, aku mendadak begitu mencintai kota ini seperti aku mencintaimu. Debu-debu dijalanan kota ini malah terlihat seperti kerlipan kristal tujuh sudut pandang, dinginnya malam yang walnya kubenci menjadi selimut yang membungkusku rapat sepanjang malam, langit malamnya yang nyaris mendung tanpa bintang terlihat kemilau keperakan di atas sana. Entah ini fatamorgana atau aku memang sedang menatap kamu ya?
Beberapa hari mengenalmu kita langsung ngerasa cocok luar dalam, apapun yang kamu suka akupun memang menyukainya. Sehingga tak ada yang perlu kita perdebatkan, kita permasalahkan dan semuanya terasa seperti cokelat kitkat yang manis banget.
Wah.. aku lupa kamu pernah protes waktu aku panggil kamu Kit Kat
"Masa aku disamain ama cokelat" ujarmu sebel
Aku ketawa aja dan sampai sekarang aku tetep aja manggil kamu Kit Kat-cokelat favoritku, karena kamu memang manis.
Lalu dimana kamu sekarang? aku merindukanmu.. pasti sekarang kamu sudah punya keluarga ya.. punya istri yang shalehah cantik dan baik dan anak-anak yang lucu-lucu. Kamu masih ingat aku nggak ya?
Kamu tau nggak sekarang aku dimana, aku sudah hampir setahun terbaring di ranjang rumah sakit ini dan vonis dokter sudah dijatuhkan padaku usiaku nyaris 1 hari lagi. Kanker darah ini menjauhkan aku darimu memaksaku melepaskanmu dan menjalani hari-hari buramku disini sendiri.. Mungkin besok aku akan mengakhiri penantian panjang yang melelahkan ini
Kamu jangan marah padaku ya, waktu dulu aku meninggalkanmu begitu saja tanpa meninggalkan pesan apapun nyaris seperti di telan bumi. Aku bukannya melakukan itu tanpa alasan, aku juga baru tahu dari dokter kalau aku menderita kanker darah dan usiaku takkan lama lagi. Aku harus meninggalkanmu, menjauhkanmu dari keadaan yang semestinya bisa kau hindari. Seandainya kamu bersamakupun aku tetap akan meninggalkanmu juga dan siapa yang akan menjagamu kelak, menjagamu dan mencintaimu seperti aku?
Karena itulah aku harus pergi, maafkan aku ya. Dalam pikiranku hanya satu meninggalkanmu berarti mencintaimu
Aku masih ingat kok ucapanmu waktu itu, kita akan menikah lalu pindah ke Jakarta karena aku yang minta pindah kesana. Kamu setuju dan minta di mutasikan ke Jakarta, seandainya aku nggak bisa minta mutasi akan cari kerjaan lain disana, mungkin di Bank atau perusahaan yang berhubungan dengan latar belakang pendidikanku. Lalu anak-anak kita kelak akan dijaga dan di beri perhatian utuh karena Jakarta menurutku berbahaya tapi kamu yakin keluarga kecil kita kelak akan baik-baik saja.
Itu cuma cerita sekarang, seperti ribuan kisah cinta lainnya di atas dunia ini yang diretas indah lalu berakhir dengan menyedihkan. Meninggalkan luka yang dalam dan entah kapan bisa bertemu lagi mungkin kelak di Akhirat sekalipun takkan pernah bersama.
Ini kisah cinta yang salah, kita seharusnya tak boleh membiarkan jiwa larut dan menyatu dengan racun cinta. Hanya Dialah pemilik alam ini satu-satunya yang pantas di cintai sehingga pasrahlah denganNya jangan menjadikan cinta di atas segala-galanya dan menuhankan cinta. Mungkin seandainya kita tidak membiarkan racun cinta larut menguasai diri kita, kejadian ini tidak akan jadi sesakit ini dan tentu saja masih ada jalan untuk menyesali dosa-dosa.
Tuhanku.. ajari aja mencintai dia dengan benar.. mencintai dia yang memenuhi kepalaku, memenuhi jiwaku dan mengambil alih seluruh kendali alam sadarku.
Izinkan aku menemui Engkau dengan cinta yang semestinya, dan tak ada keraguan untuk itu atas nama cintaMu.

File 8 : Kado Ulang Tahun Istimewa

Sabtu, 19 Desember 2007

Sore itu aku baru saja pulang dari pesta pernikahan salah seorang temanku, pestanya cukup meriah terkesan minimalis namun diramu cukup elegan. Aku cukup terkesan dengan pesta itu dan terinspirasi dengan susunan dekorasinya, hidangannya dan susanannya yang sederhana dan manis. Mungkin suatu saat jika aku menikah aku akan terinspirasi dengan pesta pernikahan Gita temenku tadi, so sweet Wedding
Pernikahan? Ah...
Namaku Rosha, aku gadis muslimah sederhana dan tak jauh berbeda dengan gadis-gadis lainnya di muka bumi. Aku berasal dari keluarga sederhana dan bekerja sebagai Staff Marketing di sebuah perusahaan Supplier cukup terkemuka dan besok hari ulang tahunku. Usiaku akan genap Tiga puluh tahun, usia yang sangat pantas untuk menikah bukan?. Tetapi jangan tanya urusan menikah denganku karena aku tidak memikirkan untuk memulainya. Aku sudah cukup lelah dengan istilah mencari cinta, mencari soulmate atau apalah namanya. Jangan dikira aku nggak berusaha untuk mendapatkannya, tapi jodoh itu masalah rezeki dan urusan rezeki yang mengatur adalah Tuhan. Aku bukannya putus harapan dan berhenti untuk berusaha tetapi kenapa setiap kali cerita cintaku selalu berakhir dengan tidak berujung..apa yang salah? dirikukah atau jodohkukah atau malah rezeki dariNya belum menyapaku?.

Bayu Aditya Putra

Aku kenal dia karena tiap hari lewat depan Mess nya kalau aku pergi kerja, dia tinggal di blok yang sama denganku tinggal. Dia sangat manis sederhana dan type cowok mapan berkharisma cowok banget. Aku selalu mengamatinya berada dirakaat syaf pertama jamaah kalau aku kebetulan pergi ke mesjid untuk sholat isya atau magrib. Ia cowok taat dan sopan dengan para wanita, ia termasuk cukup populer di blokku. Aku suka padanya dan kami sering saling lempar senyum tiap kali berpapasan. Lebih tepatnya cintaku tumbuh karena terbiasa bertemu dengannya.
Tapi setelah dua tahun mengamatinya diam-diam (dan tentu saja dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk meyakini sesuatu yang penting) aku akhirnya memutuskan bahwa aku memang benar-benar menyukainya dan mulai berani untuk menyatakan sikap lebih tegas. Ia cowok yang baik dan aku saat itu merasa ini saat yang tepat untuk menunjukkannya perasaanku itu dengan sinyal yang manis. Feeling ku menyatakan kalau dia juga menyukaiku dan beberapa kali kami sengaja saling tunggu pulang kerja, sempat tukar cerita dan sengaja jalan bareng pulang dari mesjid, hanya itu saja memang namun itu membuatku senang bukan kepalang. Ia juga pernah bilang kalau aku manis, aku ingat saat itu wajahku bersemu merah dan pijakanku mendadak goyang karena ge-er.
Suatu sore yang manis ketika angin bertiup lembut, mendadak ia muncul di teras rumahku. Aku yang sedang menyiram bunga di beranda depan langsung menghampirinya keheranan. Ia tersenyum manis sekali masih dengan seragam kantornya lengkap dengan badge pegawai yang tergantung dilehernya. Ia memberikan padaku sebuah kertas berwarna plum berlipat dibungkus plastik bening halus beraroma kayu manis..so sweet
Tapi ternyata kertas itu..undangan pernikahannya
Aku membeku ditempatku menyadarinya, berusaha keras membuat langkahku tidak limbung. Air mataku mendadak mengalir tanpa bisa kuhentikan didepannya.
Aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri ketika aku nyaris berteriak kepadanya.
"Aku menyukaimu! kenapa kamu menikahi cewek lain?!!!"
Saat itu aku masih berusia 22 tahun dan aku sedang mempermalukan diriku sendiri dihadapannya dan kejadian memalukan itu takkan ku lupakan seumur hidupku bahkan aku yakin sampai aku tua.
Aku masih ingat ekspresinya yang spontan kaget melihatku menangis dan nyaris menjerit lalu ibuku menarikku masuk dan dia berusaha menenangkan aku sebisanya. Malamnya ketika aku terbangun setelah menangis berjam-jam aku melihat ibuku sedang berada disisiku ia mendekati wajahku dan membisikkan sesuatu yang membuatku tenang.
"Bayu bilang dia tidak tahu kalau kamu menyukainya, kalau ia tahu mungkin ia akan memilihmu...”.

Damien Adimukti

Ia cowok berotak cerdas dan berwajah tampan. Di usianya yang saat itu baru 24 tahun-setahun diatasku-ia sudah dipercaya meimpin 100 orang pegawai yang bermacam-macam latar belakang dan usia. Dengan kecerdasannya dalam setahun ia bisa diangkat menjadi Senior Supervisor dan akhirnya sampai ia menduduki Branch Manager.
Meskipun kerapkali berpapasan dengannya dikantor karena aku dan dia kebetulan berada di lokasi yang sama meskipun dibawah perusahaan yang berbeda tapi kami tidak pernah saling menyapa. Hingga suatu hari kami bertemu di sebuah pengajian dan pulang dengan bis yang sama.
Aku tak menyangka ia beragama islam karena setahuku ia tidak pernah ke mesjid kantor dijam-jam sholat atau berpartisipasi di wirid kantor tiap jumat sore. Spontan aku menyapanya dan mengajaknya mengobrol karena sangat suprise.
Sejak itu kami jadi dekat dan sering bertukar pikiran soal apa saja, ternyata ia baru berusaha mengenal islam dan menurutnya dengan bertanya denganku ia jadi tahu lebih banyak dan bisa berdialog bebas denganku soal agama atau apa saja. Menurutku ia benar-benar berotak cerdas, sedikit saja di ajarkan ia langsung menyerap dan mengembangkannya dengan sempurna malah lebih hebat dari aku.
Intinya aku akhirnya jatuh cinta padanya tanpa aku bisa membendungnya dan aku tidak bisa menebak-nebak apakah ia juga menyukaiku atau tidak. Sampai akhirnya ia dipindah tugaskan ke Kalimantan dan meninggalkan aku mendadak begitu saja tanpa mengabari aku sebelumnya. Hanya sebuah pesan singkat yang ditinggalkannya dimeja kerjaku.
Rosha, terimakasih untuk semuanya. Kamu adalah guru terhebat bagiku.
Saat itu aku baru sadar kalau selama ini cintaku bertepuk sebelah tangan.
Abimansyah
Ia cowok biasa, sederhana dan tegas yang suka bekerja keras, ia dan aku sempat merencanakan untuk menikah. Saat itu usiaku 25 tahun dan dia 27 tahun. Sampai akhirnya rencana untuk menikah sudah jadi dan dibicarakan dengan pihak keluarga masing-masing.
Lalu terjadilah bencana itu, ayahku menolaknya dengan alasan dia bukan calon yang tepat untukku karena ia belum punya pekerjaan tetap dan suka berpindah-pindah. Aku mati-matian menjelaskan bahwa Abi adalah type lelaki yang suka bekerja keras dan tak akan menyerah begitu saja dengan keadaan sekarang, Abi juga akan melanjutkan kuliahnya ketika kami menikah nanti. Namun usahaku menjelaskan pada Ayah sia-sia, ayah menentangnya habis-habisan.
Abi marah besar padaku karena perlakuan ayahku padanya, saat itulah aku baru sadar kalau dia type orang yang mudah naik darah dan bisa melakukan apa saja untuk membuat hatinya puas.
Dalam hati aku bersyukur Tuhan menunjukkan padaku kelemahannya sebelum aku terlambat..
Beberapa hari setelah peristiwa itu Ayahku meninggal dunia karena sakit Diabetes. Kesedihan meliputi aku dan keluargaku beberapa waktu lamanya dan akhirnya untuk menemani Ibu adikku Rina beserta suami dan anaknya tinggal di rumah Ibu.
Maafkan anakmu ini Ayahku..
.........................................................................................................................................................................
Itulah beberapa lelaki yang pernah kenal dekat denganku dan aku berharap banyak pada mereka. Setelah Abi pergi aku melanjutkan hidupku tidak lagi dengan mengenal cinta atau memikirkannya sekilas. Terkadang jika semua teman-temanku dan ponakan-ponakanku yang lucu-lucu meninggalkan aku dan tertidur lelap di malam hari aku baru sadar kalau aku sendirian, aku baru sadar kalau usiaku tidak muda lagi dan sulit bagiku untuk mulai mencari lagi. Aku tiap harinya menyibukkan diriku dengan pekerjaanku sebagai Marketing Division yang sukses dari hari ke hari, aku membelikan keponakan-keponakanku, ibuku dan memanjakan teman-temanku dengan apapun yang bisa membuat mereka bahagia.
Tiap malam aku tak luput untuk bersujud di hadapannya dan mengadukan kesedihanku.
Tuhanku...mungkin jodohku tidak ada di atas dunia ini, mungkin dia sudah meninggal. Mungkin Engkau menakdirkan aku untuk hidup seorang diri di atas dunia ini tanpa pendamping karena itu Tuhanku..kumohon kuatkanlah aku untuk tetap menjalani hari-hari atas nama cintaku kepadaMu. Luruhkan kesedihanku dan jadikan semua ini menjadi rasa syukur kepada Engkau ya Rabbi...

Minggu, 20 Desember 2007

Ini hari libur dan yang istimewanya ini adalah hari ulang tahunku yang ke tigapuluh. Sudah tiga puluh tahun aku di atas dunia ini dan sudah merasakan berbagai hal yang beraneka ragam asem manis kacau pahit kelat dan semua rasa dalam kehidupan ini.
Seluruh penghuni rumah; ponakanku tersayang Putri, adikku Mirna, iparku Budi dan Ibuku tercinta masih tertidur lelap ketika pukul empat menjelang masuknya waktu subuh itu aku sedang memanggang kue brownies coklat di oven yang aroma coklat manis dan vanilanya merebak wangi ke seantero ruangan rumah. Aku ingin membuat kue ini untuk seisi rumah sebagai kejutan di hari ulang tahunku yang ke-tiga puluh.
Sejenak aku tergoda untuk memandangi diriku sendiri sekilas dari kaca kecil di seberang ruangan yang tepat berada di hadapanku, memperhatikan wajahku yang terlihat pucat tak terawat, kecantikanku yang kelihatan perlahan tapi pasti mulai agak memudar, memperhatikan tubuhku yang mulai kelihatan telah merentas waktu. Terakhir aku juga memperhatikan mataku, mata itu kini terlihat kuyu, beku, terlalu berusaha menyibukkan diri dan kelihatan sendirian. Aku masih sendirian belum memiliki pasangan hidup di usiaku yang sudah matang. Diam-diam aku membenarkan hal itu dan akhirnya bersyukur dalam hati bahwa keluargaku tidak menderaku dengan tuntutan untuk segera mengakhiri kesendirianku, Alhamdulillah mereka semua mengerti keadaanku.
Paginya aku melihat hari ini sedemikian cerahnya dan entah kenapa aku sibuk membersihkan rumah seolah-olah sedang menunggu seseorang. Berulang kali aku memastikan bahwa rumahku terlihat bersih, rapi dan sempurna lalu memeriksa bunga-bunga di teras dan memastikan rumahku terlihat rapi dan wangi.
Hari itulah aku ditakdirkanNya bertemu dengan Raditya, calon suamiku dan belahan jiwaku. Entah angin apa yang di hembuskan Tuhan pada sahabatku Dini- yang notabene adalah seorang Akhwat tutor disalah satu pengajian yang kuikuti- bersama suaminya Fadillah untuk menggerakkan hatinya membawa Raditya untuk diperkenalkannya denganku ke rumahku pagi itu tepat di hari ulang tahunku.
Aku seperti terpaku menatap sosok itu diam-diam, aku memang sudah mengenalnya cukup lama dan pernah sekali mengikuti pengajian beliau. Beliau adalah sosok kharismatik dan berilmu yang kurindukan selama bertahun-tahun, sosok yang tenang, sholeh, taat beragama, dewasa, baik dan pintar yang selama ini nyaris tak pernah terlintas dalam benakku untuk memikirkan beliau. Sosok itu terlalu jauh untuk kugapai, memikirkannyapun aku tak pernah, namun ternyata aku termasuk dipertimbangkan oleh beliau untuk menjadi calon pendampingnya. Ini semua membuatku sulit untuk percaya apakah ini mimpi atau kenyataan.
Berita baiknya ternyata kedatangan beliau untuk menemui keluargaku adalah untuk melamarku..
Kenapa ia bisa tiba-tiba hadir dalam hidupku tanpa kucari? Itulah kekuasaan Tuhan yang menggerakkan segalanya. Memang di atas dunia ini Dia Allah SWT telah mengatur segalanya untuk umatnya dan berpasrah diri mencoba bersabar dan menerima dengan hati ikhlas adalah kuncinya.
Mungkin ini semua akhir dari penantianku yang telah sekian lama dan Dia telah menjawab doa-doaku dan memberikan hadiahNya kepadaku tepat dihari ulang tahunku yang ke-tiga puluh tahun dengan cara yang amat manis.
Ketika kau pernah berfikir akan suatu kesedihan, penantian dan keputus-asaan, maka janganlah engkau sedih duhai saudariku. Berdoalah dan berpasrahlah denganNya niscaya Dia adalah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagimu sudah Diasudah mengaturnya dengan sebaik-baik pengaturan yang mungkin kadang tak kau pahami. Mungkin kadang Ia membalut kebahagiaanmu dibalik kesedihan untuk membuatmu dekat denganNya, membuatmu bersyukur dan senantiasa memeliharamu dari kemungkinan untuk jauh dariNya. Buang kesedihanmu ke samudera luas mintalah padaNya Sang Pemilik Alam.

Terima Kasih Ya Rabbi atas kadonya
Rosha WardaniyahTulisan kecil di hari pernikahanku

No comments: